Itali dan Perancis adalah finalis Piala Dunia 2006. Tapi, kedua-dua team ini diajar oleh Belanda bagaimana untuk bermain bolasepak dengan skor yang besar di Euro 2008. SSenario di dua matchday pertama Grup C ini memperlihatkan Belanda benar-benar berkembang menjadi satu kuasa bolasepak yang sangat menggerunkan.
Setelah membelasah Itali 3-0, Belanda memperkotak-katikkan Perancis 4-1. Secara keseluruhan, prestasi Oranje memang tidak sebaik masa menghadapi Itali, tapi dengan selamba saja semua pergerakan Perancis berupaya dimatikan.
Empat gol Belanda dihasilkan oleh empat pemain berbeza: Dirk Kuyt, Robin van Persie, Arjen Robben, dan Wesley Sneijder. Inilah petanda bahawa Belanda pada tahun 2008 semakin hampir dengan mewujudkan semula keindahan total football sebagaimana yang pernah mereka miliki sebelum ini.
"Ini luar biasa. Enam mata dalam dua pertandingan dan dua pasukan yang dilawan itu adalah Itali serta Perancis. Secara individu, kami memiliki kelas. Tapi, yang terpenting adalah kami benar-benar bermain sebagai sebuah team. Semua pemain mampu mengadaptasi dengan permainan team ini secara sempurna," kata Sneijder, yang terpilih sebagai man of the match oleh UEFA.
Apa yang diungkapkan Sneijder dalam kata-kata terakhirnya adalah konsep total football. Mungkinkah Belanda 2008 sudah menyamai level team Belanda di era Johan Cruyff pada 1970-an dan Marco van Basten pada 1980-an?
"Jangan bandingkan kami dengan kehebatan masa lalu. Yang saya tahu pasti team 2008 ini adalah skuad yang solid dan sentiasa bersedia bekerja keras untuk meraih kemenangan," kata Van Basten, yang kini menjadi pelatih Oranje.
Sebagai pihak yang kalah, sejumlah pemain Perancis mengakui Belanda memang layak menang. "Pemain-pemain mereka sangat bagus. Secara jujur, team Belanda kali ini memiliki segalanya," tutur penjaga gol Les Bleus, Gregory Coupet.
Hasil kejayaan ini memastikan Belanda layak ke suku akhir sebagai juara Grup C. Koleksi enam mata mereka tak mampu lagi dikejar Romania (2) dan Italia-Prancis (1). Oranje boleh relax menghadapi pertandingan terakhir Grup C menghadapi Romania, pada hari Isnin (16/6).
Setelah membelasah Itali 3-0, Belanda memperkotak-katikkan Perancis 4-1. Secara keseluruhan, prestasi Oranje memang tidak sebaik masa menghadapi Itali, tapi dengan selamba saja semua pergerakan Perancis berupaya dimatikan.
Empat gol Belanda dihasilkan oleh empat pemain berbeza: Dirk Kuyt, Robin van Persie, Arjen Robben, dan Wesley Sneijder. Inilah petanda bahawa Belanda pada tahun 2008 semakin hampir dengan mewujudkan semula keindahan total football sebagaimana yang pernah mereka miliki sebelum ini.
"Ini luar biasa. Enam mata dalam dua pertandingan dan dua pasukan yang dilawan itu adalah Itali serta Perancis. Secara individu, kami memiliki kelas. Tapi, yang terpenting adalah kami benar-benar bermain sebagai sebuah team. Semua pemain mampu mengadaptasi dengan permainan team ini secara sempurna," kata Sneijder, yang terpilih sebagai man of the match oleh UEFA.
Apa yang diungkapkan Sneijder dalam kata-kata terakhirnya adalah konsep total football. Mungkinkah Belanda 2008 sudah menyamai level team Belanda di era Johan Cruyff pada 1970-an dan Marco van Basten pada 1980-an?
"Jangan bandingkan kami dengan kehebatan masa lalu. Yang saya tahu pasti team 2008 ini adalah skuad yang solid dan sentiasa bersedia bekerja keras untuk meraih kemenangan," kata Van Basten, yang kini menjadi pelatih Oranje.
Sebagai pihak yang kalah, sejumlah pemain Perancis mengakui Belanda memang layak menang. "Pemain-pemain mereka sangat bagus. Secara jujur, team Belanda kali ini memiliki segalanya," tutur penjaga gol Les Bleus, Gregory Coupet.
Hasil kejayaan ini memastikan Belanda layak ke suku akhir sebagai juara Grup C. Koleksi enam mata mereka tak mampu lagi dikejar Romania (2) dan Italia-Prancis (1). Oranje boleh relax menghadapi pertandingan terakhir Grup C menghadapi Romania, pada hari Isnin (16/6).
0 comments:
Post a Comment